About The BookThis book, considered one of the best about the sublime nature of the Prophet Muhammad, peace and blessings be upon him, comes at an important time when from an Islamic point of view โ the prevailing secular consumerism in the West has given birth to an immorality โ where even the elect of Allahโs creation โ the Prophets and Messengers, may the peace and blessings of Allah be upon them, are not safe from being openly mocked or their lives ridiculed. In the East despotic rulers, the lack of leadership, external interference and sectarian division has opened up chasms of is in this atmosphere that this phenomenal book Muhammad the Perfect Manโ written by the leading Islamic scholar of recent times โSayyid Muhammad ibn Alawi al-Maliki al-Hasani, is presented to the general readership in English for the first book ranks among the most important works of the author who writes with great erudition and love about the perfection of the last of the Messengers, Muhammad peace and blessings be upon him, sourcing every point from Islamic sources. The book starts with the perfection of the noble lineage of the Prophet, followed by the perfection of his physical form and discusses in detail the perfection of the Muhammadan heart. In the 300 pages that follow the Perfection of the Prophetic attributes are listed in detail - ranging from the perfection of the Prophetic knowledge, justice, mercy, humility, leadership, courage, generosity, patience, loyalty, wisdom, oratory and forbearance to name but just a few. The author contends from a traditional Islamic point of view that the message of Islam can only be perfect if the bringer of that message is himself author catalogues the Prophetic Perfections in great detail and provides scriptural evidence with meticulous scholarly serves as a timely reminder to the characteristics of the greatest human being that ever lived, and presents an insight into the noble Prophetic way, the behavioural code of conduct โ the Sunna โ of the Perfect Man, that he, may the peace and blessings of Allah be upon him, left behind for all peoples for all book is further augmented by Khalid Williamsโ lucid and exemplary translation adding depth, breadth, clarity and making this within easy reach of the English speaking book is a modern day classic in the Arabic language โ with itโs translation it is set to becomes the same in The AuthorThe author, Sayyid Muhammad son of Sayyid al-Maliki 1367 AH/1944 CE โ 1425 AH/2004 CE, is an Idrisi Sharif whose ancestors emigrated to Mecca from Morocco. His father Sayyid 'Alawi was one of the most eminent and popular scholars of Mecca, as had been his grandfather, Sayyid 'Abbas. He was raised in a house of knowledge and spirituality and received tuition in all branches of Islamic knowledge from his father and then from the most eminent scholars in Mecca, Jeddah, and Medina at that was taught to love and respect people of high spiritual rank and became deeply attached to the great saints of his time, such as Habib 'Abdal-Qadir al-Saqqaf, Habib Ahmad Mashhur al-Haddad in Jeddah, Sayyid Hasan Fad'aq and Sayyid Muhammad Amin Kutbi in Cairo he received special attention from masters such as Shaykh Salih al-Ja'fari, the leading Malik' scholar of Egypt at the rime, Shaykh al-Hafiz al-Tijani, the well known traditionist, and Shaykh Abdul Halim Mahmud, rector of al-Azhar University. He made special trips to Upper Egypt to visit the great Shaykh Ahmad Ridwan. He also had connections with numerous masters in Syria, Lebanon, Iraq, Morocco, India, and Pakistan. Sayyid Muhammad became the foremost Sunni scholar of the Hijaz of his time.
SetelahAs-Sayyid Alwi Al-Maliki wafat, putra beliau As-Sayyid Muhammad tampil sebagai penerus. Disamping mengajar di Masjidi Haram, beliau diangkat sebagai dosen di Universitas King Abdul Aziz- Jeddah dan Univesitas Ummul Qura Makkah bagian ilmu Hadith dan Usuluddin. Abuya As-Sayyid Muhammad Al-maliki dikenal sebagai guru, pengajar dan
๏ปฟKisah ini disampaikan oleh Al-Habib Sholeh Alaydrus seusai membaca tahlil kemudian diceritakan lagi oleh Al-Habib Quraisy Baharun Pimpinan Ponpes As-Shidqu Kuningan kepada jamaahnya. Dikisahkan, Sayyid Alawi Al-Maliki , seorang ulama besar Makkah ayah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki memiliki sebuah rumah peristirahatan yang besar dan indah di kawasan Mina di pinggiran Kota Makkah. Kebetulan rumah itu berdampingan dengan sebuah suatu ketika beliau sekeluarga hendak pergi mengunjungi rumah tersebut. Setibanya di sana, keluarga beliau, istri dan anak-anaknya segera masuk ke dalam rumah, namun Sayyid Alawi tidak masuk. Beliau lebih tertarik dengan pemandangan yang ganjil ketika ia melihat para murid sekolah di samping rumahnya semua belajar di luar ruangan. Kursi dan papan tulisnya pun berada di luar ruangan. Maka beliau pun mendatangi mereka dan bertanya ada hal apa gerangan sampai para murid harus belajar di luar ruangan. Maka para guru dan murid menjawab bahwa gedung sekolah mereka sudah habis masa kontraknya dan mereka harus keluar hari itu juga dan tak tau tahu harus kemana. Seketika Sayyid Alawi bergegas kembali ke keluarganya yang sedang bersiap-siap untuk beristirahat di rumah mereka. Beliau berkata kepada anak istrinya, "Mari kita pulang, rumah ini bukan rumah kita lagi. Saya mewaqafkannya untuk madrasah sebelah yang lebih membutuhkan". Dan mereka pun pulang. Berlalulah beberapa waktu sampai akhirnya sepeninggal Sayyid Alawi, putra beliau Sayyid Abbas bertanya kepada abangnya Sayyid Muhammad Al-Maliki, "Kenapa ayah kita mewaqafkan rumah yang demikian indah dan luas kepada madarasah sedangkan saya sendiri anaknya belum punya rumah?Demikian terus menerus setiap bertemu Sayyid Abbas selalu menanyakan hal itu tanpa sekalipun dijawab oleh Sayyid Muhammad. Hingga suatu malam Beliau Sayyid Abbas bermimpi berjumpa Ayah Beliau Sayyid Alawi yang didapatinya sedang berada dalam kenikmatan alam kubur. Ayahnya berada di tempat yang indah dan jamuan makan yang luar biasa megahnya. Maka sang ayah berkata kepada Sayyid Abbasูุฐุง ู
ู ุจุฑูุฉ ุงูุจูุช ุงูู ูู ู
ูู ูุง ุนุจุงุณArtinyaIni semua berkah rumah yang aku wakafkan di Mina Ya Abbas. Maka ketika bangun, beliau sangat gembira dan paginya bergegas menuju rumah sang kakak Sayyid Muhammad Al-Maliki untuk menyampaikan mimpi tersebut. Ssampainya di sana sambil mendendangkan syair-syair maulid sebagai mana kebiasaan beliau ketika gembira beliau memasuki halaman kediaman sang kakak. Tiba-tiba dari jendela tingkat atas Abuya Sayyid Muhammad menyambut kedatangan adiknya sambil senyum berkataูุฐุง ู
ู ุจุฑูุฉ ุงูุจูุช ุงูู ูู ู
ูู ูุง ุนุจุงุณIni semua berkah rumah yang aku wakafkan di Mina Ya Abbas. Subhanallah, demikian kisah ulama yang mendermakan hartanya di jalan Allah. Hikmah yang bisa kita petik adalah kebenaran janji Allah atas ganjaran orang-orang yang mengeluarkan hartanya di jalan Sayyid Alawi Al-Maliki?Sayyid Alawi bin Abbas Al-Maliki Al-Hasani adalah salah seorang ulama besar Makkah pada abad lalu. Dia telah mengajar berbagai ilmu Islam di Masjidil Haram selama hampir 40 tahun. Ratusan murid dari seluruh dunia berguru kepadanya di Masjidil Haram. Beliau dilahirkan di Makkah pada tahun 1328 Hijriyah. Hafal Al-Qur'an ketika berusia 10 tahun dan menjadi imam salat tarwih di Masjidilharam. Sayyid Alawi Al-Maliki selalu mengenakan jubah, serban imamah dan burdah atau rida yang biasa digunakan dan dikenakan Asyraf Makkah. Raja Faisal tidak akan membuat apa-apa keputusan berkaitan Makkah melainkan setelah meminta nasihat Sayyid Alawi. Beliau wafat pada tanggal 25 Shafar 1391 Hijriyah atau tahun 1971. Pemkaman Beliau merupakan yang terbesar di Makkah sejak seratus tahun. Dalam tempo 3 hari sejak pemakaman Beliau, Stasiun Radio Saudi hanya menyiarkan bacaan Al-Qur'an, sesuatu yang tidak pernah dilakukan melainkan hanya untuk Beliau. Semoga Allah Ta'ala merahmatinya.rhs
SayyidAlawi bin Abbas Al-Maliki Al-Hasani merupakan salah seorang ulama Makkah terunggul pada abad yang lalu. Dia telah mengajar pelbagai ilmu Islam turath di Masjidil Haram selama hampir 40 tahun. Ratusan murid dari berbagai pelosok dunia telah mengambil faedah darinya melalui kuliah rutin yang dia ajarkan di Masjidil Haram.
NWDI Online. Com - Abuya As-Sayyid Muhammad bin As-Sayyid Alawi Al-Maliki Al-Hasani lahir di kota Makkah tahun 1365 H / 1945 M. Pendidikan pertamanya adalah Madrasah Al-Falah Makkah, dimana ayah beliau As-Sayyid Alawi bin Abbas Al-Maliki Al-Hasani sebagai guru agama di sekolah tersebut yang juga merangkap sebagai pengajar di Halaqoh Masjidil Haram Makkah yang tempatnya sangat masyhur dekat As-Sayyid Alawi Al-Maliki wafat, putera beliau Abuya As-Sayyid Muhammad Al-Maliki Al-Hasani tampil sebagai penerus. Disamping mengajar di Masjidil Haram, beliau juga diangkat sebagai dosen di Universitas King Abdul Aziz Jeddah dan Univesitas Ummul Qura Makkah mata kuliah Ilmu Hadits dan lama beliau menjalankan tugasnya sebagai dosen di dua universitas tersebut, sampai beliau memutuskan mengundurkan diri dan memilih mengajar di Masjidil Haram sambil membuka Majlis Taโlim di kediaman beliau kawasan Utaibiyyah Makkah. Tak berapa lama, tempat kediaman beliau pindah ke kawasan Rushoifah As-Sayyid Muhammad bin As-Sayyid Alawi Al-Maliki Al-Hasani lebih suka dipanggil oleh semua santrinya dengan sebutan 'Abuya' daripada dengan sebutan yang lain. Penggilan Abuya ini bertujuan agar hubungan antara guru dan murid tidak sekedar hubungan dhohir tapi juga hubungan batin, seperti hubungan orang tua dengan anaknya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam kitab ุงูู
ููุฌ ุงูุณูู Karangan Alhabib Zen bin Ibrohim bin Smithุขุจูุงุคููู ุซููุงูุซูุฉู ุฃูุจููููู ุงูููุฐูู ููููุฏููู, ููุงูููุฐูู ุฒููููุฌููู ุงุจูููุชููู, ููุงูููุฐูู ุนููููู
ููู ูููููู ุฃูููุถูููููู
ู"Bapakmu ada tiga. Pertama Bapak yang dengannya kamu lahir ke dunia. Kedua Bapak yang telah menikahkan anaknya dengan kamu. Ketiga Bapak yang telah mendidik dan memberimu ilmu, dan dia yang paling utama diantara yang lain."Nasab AbuyaNasab Abuya bersambung hingga kepada Baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam dari jalur Sayyidina Hasan bin Ali Karamallahu wajhah. Oleh karena itu, dalam penyebutan nama beliau disematkan nisbat al-Hasani. Mereka adalah anak cucu Baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam, wajib untuk kita muliakan, sebagaimana disebutkan dalam kitab Maulid Ad-Daiba'iy,ุฃููููู ุจูููุชู ุงููู
ูุตูุทูููู ุงูุทููููุฑูููู
ู ุฃูู
ูุงูู ุงููุฃูุฑูุถู ููุงูุฐููููุฑู"Mereka para Ahlul Bait Nabi adalah manusia suci. Dan ingatlah bahwa mereka adalah para penjaga bumi."Madzhab AbuyaAbuya As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani bermadzhab Imam Malik. Meski demikian, Abuya tidak menyuruh para santrinya untuk mengikutinya Mazhab Imam Malik, kecuali hanya beberapa orang saja, bahkan Abuya sengaja memanggil beberapa Ulama' yang bermadzab Imam Syafi'i untuk mengajari Fikih Madzhab Imam Syafi' AbuyaAbuya As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani sangat tidak suka dengan orang yang fanatik terhadap salah satu aliran atau kelompok. Sebagaimana Abuya juga tidak suka dengan kekerasan dan orang yang keras. Sebagaimana dawuh beliau,ุฃูููุฑููู ุงูุชููุนูุตููุจู ููุงููู
ูุชูุนูุตููุจููููู, ููุงูุชููุดูุฏููุฏู ููุงููู
ูุชูุดูุฏููุฏููููMetode Tarbiyah AbuyaMetode Tarbiyah Abuya As-Sayyid Muhammad bin Assayyid Alawi Al-Maliki Al-Hasani di dalam mendidik santri-santrinya tercermin dalam beberapa Kalam Hikmah beliau, antara lainAbuya Lebih Mengutamakan Akhlak daripada ุฃูุนููููู
ู ุงูุฃูุฎููุงููู ูู ุงููู
ูุฑูููุคูุฉู ููุจููู ุงููุนูููู
ู ูู ุงููููุชูุงุจู"Aku mendahulukan mengajarkan akhlak dan Muru'ah, sebelum mengajarkan ilmu dan kitab."Abuya Lebih Mengutamakan Khidmah daripada ุงููุฎูุฏูููู
ู ุงูุญูุณููู ุนูููุฏูู ู
ููู ุงูุทููุงููุจู ุงููู
ูุฌูุชูููุฏู"Santri pengkhidmah lebih baik bagiku daripada santri yang giat belajar."Karya AbuyaAbuya As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani termasuk Ulama' produktif yang banyak menghasilkan karya berupa kitab-kitab pedoman Ahlussunnah Waljamaah. Karya-karya Abuya lebih dari 100 kitab, baik yang sudah dicetak ataupun yang masih berupa 'Makhtuthat' manuskrip. Diantara karya Abuya yang sangat masyhur adalah kitab yang berjudul,ู
ูููุงููููู
ู ููุฌูุจู ุฃููู ุชูุตูุญููุญู"Faham-Faham Yang Harus Diluruskan"Amanah AbuyaPada bulan Syawal 1423 H. atau bertepatan dengan Desember 2002 M., Abuya As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani berkunjung ke Malaysia. Dalam kunjungan tersebut, Abuya memberikan amanah kepada murid paling senior, yaitu KH. Muhammad Ihyaโ Ulumiddin agar membuat wadah bagi para ini merupakan usulan pendapat dari Abuya As-Sayyid Ahmad putera beliau. Alhamdulillah, pada hari Rabu tanggal 2 Muharrom 1424 H atau bertepatan dengan 5 Maret 2003 M sebanyak 25 murid beliau berkumpul di kediaman KH. Muhyiddin Nor Pondok Pesantren Darussalam Tambak Madu santri Abuya yang hadir sepakat untuk mewujudkan amanah beliau dalam berdakwah secara berjamaah. Wadah tersebut kemudian dengan diberi nama Haiโah Ash-Shofwah. Dan pada acara tahunan Musyawarah Nasional Mukernas ke VIII Tahun 2014, diputuskan agar nama organisasi ini ditambah menjadi Hai'ah Ash-Shofwah al-Malikiyah. Hal ini untuk menghindari kerancuan dengan sebuah organisasi yang bernama Yayasan Ash Shofwah yang berpusat di ini kantor pusat Hai'ah Hai'ah Ash-Shofwah al-Malikiyah berada di Jln. Gayungsari Surabaya, sebelah timur Masjid Al-Akbar Surabaya. Organisasi para Alumni Abuya Al Maliki ini sudah memiliki 21 kantor cabang Niqobah di seluruh Indonesia dengan jumlah anggota yang sudah terdata kurang lebih 900 para habaib dan AbuyaDiantara sekian banyak karomah Abuya As-Sayyid Muhammad bin As-Sayyid Alawi Al-Maliki Al-Hasani yang tidak bisa dipungkiri siapapun, adalah doa dan permohonan Abuya kepada Allah,ุฃูุชูู
ููููู ู
ููู ุงูููู ุงููู ููููุจูุถู ุฑูููุญููู ุจููููู ุทููุงููุจููู ูู ููุชูุจููู ูู ุงูููุง ุตูุงุฆูู
ู"Saya memohon kepada Allah agar ruhku dicabut ketika saya berada di tengah santri-santri dan kitab-kitabku, dan saya dalam keadaan berpuasa."Abuya As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani wafat hari jumat tanggal 15 Romadhon 1425 H. atau 30 Oktober 2004 M. Beliau wafat di kamar beliau yang penuh dengan kitab-kitab dan ditunggui oleh para santri kita sebagai santri dan pecinta Abuya Al-Maliki selalu mendapat barokah dan Madad Abuya Al-Maliki. Alfatihah....ุงูููู
ุตู ุนูู ุณูุฏูุง ู
ุญู
ุฏ ูุนูู ุขูู ูุตุญุจู ูุณูู
Pg9BfyT. mjq4v2frw5.pages.dev/329mjq4v2frw5.pages.dev/78mjq4v2frw5.pages.dev/558mjq4v2frw5.pages.dev/23mjq4v2frw5.pages.dev/806mjq4v2frw5.pages.dev/300mjq4v2frw5.pages.dev/836mjq4v2frw5.pages.dev/742mjq4v2frw5.pages.dev/219mjq4v2frw5.pages.dev/863mjq4v2frw5.pages.dev/886mjq4v2frw5.pages.dev/566mjq4v2frw5.pages.dev/709mjq4v2frw5.pages.dev/821mjq4v2frw5.pages.dev/315
putra sayyid muhammad al maliki